Mengatasi Stigma Terkait Kesehatan Mental pada Remaja merupakan salah satu tantangan besar yang harus dihadapi dalam upaya meningkatkan kesadaran dan pemahaman mengenai masalah kesehatan mental di kalangan remaja. Stigma atau label negatif yang melekat pada kondisi kesehatan mental seringkali membuat remaja enggan untuk mencari bantuan dan dukungan yang mereka butuhkan.
Menurut Dr. I Gusti Ayu Ketut Rachmi Handayani dari Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, stigma terhadap kesehatan mental pada remaja dapat berdampak negatif pada kualitas hidup mereka. “Remaja yang mengalami stigma terkait kesehatan mental cenderung merasa malu dan takut untuk membicarakan masalah yang mereka hadapi. Hal ini dapat memperburuk kondisi kesehatan mental mereka,” ujarnya.
Salah satu cara untuk mengatasi stigma terkait kesehatan mental pada remaja adalah dengan meningkatkan pemahaman dan edukasi mengenai masalah kesehatan mental. Menurut data dari Kementerian Kesehatan RI, prevalensi gangguan kesehatan mental pada remaja di Indonesia cukup tinggi, namun masih banyak yang tidak menyadari atau bahkan mengabaikan gejala-gejala yang muncul.
“Remaja perlu diberikan informasi yang benar dan akurat mengenai kesehatan mental agar mereka dapat lebih memahami kondisi tersebut dan tidak merasa malu atau takut untuk mencari bantuan,” kata dr. Andini Pramudita dari Yayasan Pulih. “Pendidikan tentang kesehatan mental juga perlu dimasukkan ke dalam kurikulum sekolah agar remaja dapat memiliki pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya menjaga kesehatan mental,” tambahnya.
Selain itu, dukungan sosial dari keluarga, teman, dan masyarakat juga sangat penting dalam mengatasi stigma terkait kesehatan mental pada remaja. “Remaja perlu merasa didukung dan didengarkan oleh lingkungan sekitar agar mereka merasa nyaman untuk membicarakan masalah kesehatan mental yang mereka hadapi,” ujar Prof. Dr. Ali Ghufron Mukti dari Asosiasi Psikiater Indonesia.
Dengan upaya bersama dari berbagai pihak, diharapkan stigma terkait kesehatan mental pada remaja dapat dikurangi sehingga mereka dapat mendapatkan bantuan dan dukungan yang mereka butuhkan untuk mengatasi masalah kesehatan mental dengan lebih baik. “Kesehatan mental adalah bagian yang tak terpisahkan dari kesehatan secara keseluruhan, dan kita semua perlu berperan aktif dalam mendukung remaja untuk menjaga kesehatan mental mereka,” tutup dr. Andini.